Kamis, 18 April 2013

Jagalah yang satu ini...........

Pancaindera yang seterusnya yang perlu dijaga oleh remaja ialah
lidah. Menurut al- Ghazāli juga lidah adalah anggota yang paling buas
dan nakal serta seringkali boleh menimbulkan fitnah dan kerusakan. Apa
yang diperkatakan oleh lidah akan mempengaruhi anggota tubuh yang
lain dalam mengerjakan kebaikan dan keburukan. Oleh itu lidah remaja
perlu dijaga dari bercakap perkara-perkara keji atau mengajak orang lain
melakukan perkara haram yaitu dengan mengingatkan akibatnya.Remaja perlu diam pada waktu yang tepat seperti juga layaknya manusia berbicara pada waktu yang tepat, karena ini adalah sifat yang mulia. Terdapat dua jenis diam yaitu diam zahir dan diam batin. Diam zahir adalah diam pada lidah dan diam batin adalah diam pada hati. Diam yang disarankan untuk remaja adalah diam zahir dan diam batin yaitu diam pada hati. Diam zahir bermaksud, remaja tidak membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan pornografi atau mencelah
sebarang perbualan berkaitan hal tersebut.....(sebuah tulisan tesis..)

Senada dengan hal diatas yang didengar pada saat sekarang ini adalah lidah remaja yang tidak dijaga dengan baik..kalimat-kalimat yang seharusnya tak layak keluar dari mulutnya. Misal menyebut nama teman dengan sebutan "su...nyuk sebagainya... anehnya teman yang disebut juga kelihatannya dengan enjoy saja tanpa sedikitpun kemarahan seolah itu adalah hal yang biasa, orangtua sudah memberikan nama yang baik untuk anak-anak, dan nama itu merupakan arti dan pengharapan tersendiri, namun apa nama itu bahkan dengan rela dibiarkan saja..justru menikamati sebutan teman-teman. itulah sebuah fenomena, dan kenyataan ini justru ditambah lagi dengan sikap mereka yang suka membiarkan mulut berkomentar tanpa disaring terlebih dahulu membebaskan diri berkomentar tanpa memperdulikan etika dan kesopanan, hanyalah menanggap itu sebuah lelucan. Misalnya saya kadang mendengar anak-anak menyebut guru dengan sebutan tertentu, si galak, si sexy, si buas dan sebagainya. Bahkan komentar komentar itupun kadang diselingi dengan pengucapan lisan yang tidak terkontrol. Misalnya memberikan komentar seorang guru dari cara berjalannya,menirukan bahsa tubuh guru yang mengajar dikelas. Entahlah apa yang ada dibenak mereka luapan rasa dihati yang tidak terbendung.....emosi yang tidak terkontrol dengan baik, rasa etika kesopanan yang mulai meluntur??
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar