Masa remaja merupakan masa di
mana seorang remaja mencari identitas diri yang kemudian hari bisa menjadi
bekal kehidupan. Namun, dalam proses mencari identitas diri, tidak jarang
remaja banyak salah langkah. Persoalannya mungkin terletak pada tidak adanya
informasi yang benar. Dan dari sumber yang betul-betul dapat dipercaya.
Khususnya masalah yang berhubungan dengan seputar seks. Masih banyak kaum remaja
yang kurang memahaminya. Untuk mendapatkan informasi seks kadang mereka
kebingungan karena di dalam masyarakat (Baca: keluarga) masalah tersebut masih
dianggap tabu. Akibatnya remaja banyak mendapat informasi seks dari orang-orang
yang tidak bertanggung jawan maupun dari berbagai media elektronik seperti
lewat internet, film, sinetron maupun media massa seperti tabloid, majalah,
cerita-cerita porno. Yang semuanya itu sekarang sudah menjadi bagian dari
kehidupan di sekitar para remaja. Tentunya dapat dilihat akibatnya bila
informasi seperti itu selalu menjejali pikiran remaja. Lalu yang menjadi
pertanyaan kita adalah apa saja persoalan seks remaja itu?
Beberapa persoalan tentang seks
itu adalah :
1. Oh Nani
Menurut
David Ruben M.D, onani atau masturbasi adalah stimulasi (rangsangan) seksual
yang dimaksudkan untuk mencapai kenikmatan seksual dengan cara apa saja. Tetapi
di kalangan anak muda, istilah ini menjadi salah kaprah sehingga umumnya hanya
terbatas pada manipulasi alat kelamin dengan tangan saja. Sedangkan petting,
necking, kissingpun, bertolak dari batasan tadi dapat dikategorikan masturbasi.
Pada
umumnya, menurut kebanyakan para ahli bidang kedokteran, masturbasi suatu hal
yang tidak berbahaya. Hal ini menjadi berbahaya karena (1) bertentangan dengan
hati nurani/keyakinan sehingga timbul rasa bersalah/ berdosa; (2) karena orang
tidak mengetahui kapan perlu melakukan. Misalnya soal makan atau olahraga. Itu
suatu hal yang baik tetapi jika keterlaluan, akibatnya juga tidak baik. Dalam
hal masturbasi orang tidak tahu batas-batasnya,kapan sebenarnya dia membutuhkan
sehingga ada yang ketagihan dan sangat bergantung sekali dengan perbuatan itu.
Artinya kalau tidak melakukan malah merasa kurang enak, pusing, gelisah dll.
Inilah yang perlu dihindari. Jadi dalam melakukan apa saja orang harus memperhatikan suara hati nurani, jika tidak
tentu akan menimbulkan gangguan jiwa.
2. Hamil Sebelum Nikah
Kasus
hamil sebelum menikah memang tidaklah sederhang. Secara langsung remaja yang
terkena memang bisa dibilang salah, tetapi adilkah jika seluruh kesalahan
ditimpakan kepada mereka?
Kasusnya
memang beragam, ada yang hamil karena mau
sama mau, ada pula yang sebenarnya
“agak” terpaksa, ada pula yang tertipu dan ada pula yang sebenarnya belum
melakukan, ada yang baru sekali (coba-coba) dan ada yang sudah berkali-kali
bahkan bertahun-tahun.
Yang
tidak mengalami bisa saja mengutuk, menyalahkan, mencibir,atau marah-marah.
Tapi itu bukan cara menyelesaikan persoalan. Sedang yang mengalami bisa panik,
malu, menyesal, tetapi sesal kemudian tiada berguna. Cuma itu lebih baik
menyesal daripada tidak. Pada umumnya orang cenderung untuk menyelesaikan
dengan masalah ini dengan perkawinan dini, tanpa ada pertimbangan bahwa
pernikahan memerlukan kesiapan(mental, finansial, procedural) dan juga tidak
memikirkan masa depan. Yang mungkin akan dihadapi oleh pasangan baru tersebut
adalah kemungkinan putus sekolah, tanpa pekerjaan, beban moral, tanpa cinta
kasih dll. Sedang pada umumnya dalam kasus-kasus yang demikian, perkawinan
dilaksanakan ketika kehamilan sudah lebih dai 3 bulan. Selama itu, gadis
tersebut dalam suasana tidak pasti ,sehingga ada gangguan di dalam jiwanya.
Tidak mungkinkah hal ini mempengaruhi janin yang dikandung? Secara psikologis,
kemungkinan gangguan itu pasti ada. Namun tak jarang banyak yang melakukan
tindakan kriminal dengan cara pengguguran. Dan yang paling apes adalah ditinggalkan begitu saja oleh kekasihnya ataupun
tidak mengakui bayi yang ada dalam kandungan si gadis tersebut. Pada akhirnya
semua itu tentunya kerugian pada pihak si gadis.
3. Selaput Dara
Dikalangan
cowok (terutama) sering dibicarakan soal keperawanan seorang gadis. Bahkan
adakalanya dengan perasaan bangga diceritakan pengalaman “memerawani” meskipun
belum tentu kebenarannya. Cerita dari mulut ke mulut tersebut umumnya bermuara
kepada tanda-tanda keperawanan yaitu rasa sakit, sulit penetrasi dan keluar
darah. Yang paling menonjol adalah soal darah! Sehingga seorangpengantin baru,
ketika malam pertama tiba, semua dipersiapkan serba putih, alas tidur (sprei),
selimut bahkan mungkin lantainya dibuat putih.
Ternyata
waktu malam pertama tidak sekilas merahpun tampak, bisa jadi si pengantin pria
akan menjadi marah besar dan menuduh istrinya yang bukan-bukan. Kalaupun tidak
ada merahnya, bukan berarti tidak perawan. Mungkin darah yang keluar terlalu
sedikit. Dan kalaupun selaput dara sudah robek bukan berarti telah melakukan
perzinaan, bisa jadi kecelakaan ketika mengikuti olahraga. Yang terpenting
dalam hidup berkeluarga dasar pokok adalah saling pengertian, saling percaya,
dan saling menghargai. Jadi selaput dara tidak perlu dijadikan ikhwal yang
mengganjal, letak cinta bukan di situ. Bertolak dari pemikiran tersebut maka
tidak ada alasan bagi seorang laki-laki untuk mempersoalkan masalah ini.
Apalagi jika perkawinan didasari niat benar-benar luhur untuk membangun rumah
tangga yang sejahtera dan bahagia. Manakala dalam masa pacaran atau belum
perkawinan dimulai sudah timbul keraguan sebaiknya diurungkan saja.
4. Hamil Tanpa Bersenggama

Menurut
para ahli wanita dalam situasi terangsang akan mengeluarkan cairan
(pelumas) pada alat kelaminnya dan
bersifat basa, cairan wanita inilah yang menjadi media paling bagus sehingga
apabila cairan pria tumpah “dipintu gerbang” akan bisa berenang masuk ke dalam
rahim dan akan terjadilah kehamilan. Kalau hal itu terjadi, lelaki akan merasa ragu,
mengapa demikian? Karena dia merasa tidak melakukan (dalam arti sesungguhnya).
Kalaupun diteruskan ke pernikahan, maka keragu-raguan akan menjadi benih
keretakan rumah tangga kelak di kemudian hari. Oleh karena itu perlu hati-hati
dalam berpacaran agar tidak menimbulkan resiko berat.
1. Mimpi Basah
Peristiwa
ini dialami oleh anak laki-laki ketika mulai menginjak dewasa, pada saat itu
testis telah menghasilkan sel-sel mani yang ditampung dalam gudang. Karena
gudang sudah penuh maka hasil produksi tadi melimpah keluar dan biasanya
disertai mimpi yang indah. Hal ini biasa terjadi, alamiah. Jadi tidak perlu
dirisaukan. Ini merupakan tanda-tanda bahwa alat reproduksi laki-laki sudah
berfungsi dan bila menikah akan dapat menghasilkan seorang anak. Pengalaman tiap-tiap
anak akan berbeda-beda, ada yang sering dan ada yang jarang, itu semua
tergantung banyak faktor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar