Rita tiaswari

Perempuan, 25 tahun

Yogyakarta, Indonesia

Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat.
| ::

Navbar3

Cari Blog Ini

Senin, 03 Desember 2012

drop out lagi........................!!!

Sebenarnya hal yang sangat miris sekali tatkala, melihat mereka tak lagi mau sekolah..trus mau jadi apa dimasa datang? begitulah yang terjadi dengan anak-anak itu, bukan hanya satu bahkan 3 orang dalam satu kurun waktu yang ada berbagai latar belakang dan permasalaha diantara mereka antara lain:
  • pertama mereka, merasa bahwa  mencari ilmu agama itu lebih penting daripada ilmu didunia, hal ini dilatar belakangi karena si anak yang tinggal di pondok dan merasa bahwa bersekolah dan tinggal dipondok itu merupakan beban baginya sehingga dia tidak kuat apabila keduanya harus berjalan bersamaan dalam satu waktu, baginya belajar ilmu agama itu lebih penting dibanding ilmu dipondok. Maka dengan ketetapan keputusannya dia justru lebih memilih tinggal dipondok.
  • Si anak manja, mengapa demikian? ini suatu hal yang benar katakanlah demikian, anak yang mogok,ngambek sekolah hanya karena keinginannya yang tidak dituruti oleh kedua orang tuanya, di masa kecil mungkin si anak selalu dituruti apa yang dimauinya, ketika dia ingin mobil2an orangtua sanggip menuruti, anak tak pernah belajar bagaimana rasanya menunda keinginannya tersebut, yang dia mau harus ada saat itu juga.
  • Anak yang terlalu merasa dirinya bodoh, tidak apa-apa. Ada sebuah hal yang terjadi, ketika dia merasa dirinya begitu bodoh tidak lagi bisa mengerjakan semua tugas di sekolah, sebenarnya tidak semuanya demikian, ada hal belum sempat  terungkapkan disana, ketika dia merasa dirinya tidak mampu, dan ketik sisi masalah itu belum terungkap akhirnya pada satu sisi keputusan ketika sudah mengundurkan diri.
Berbagai problem yang ada di masa anak usia sekolah, problema anak sekarang bisa saja berbeda dengan problematika anak zaman dahulu. Zaman telah berubah, keadaan hari ini tak lagi sama dengan keadaan kemaren. Pada masa lalu, orangtua punya lebih banyak yang bisa mereka luangkan dengan anak-anak mereka. Tapi sangat berbeda dengan kondisi sekarang, banyak anak ditinggalkan oleh orang tua dari pagi hingga larut malam, bahkan tidk jarang berhari-hari si ayah baru pulang. Anak-anak telah kehilangan waktu bercengkerama dengan orangtua, dan benar saja sebgai gantinya anak-anak dan remaja modern lebih sering ditemani oleh teman sebayanya, televisi, dan berbagai benda elektronik yang lannya.
Beberapa orangtua bahkan ada yang telah menjadikan anak-anak sebagai korban pelampiasan emosi mereka,akibatnya  anak-anak bukan saja tidak terdidik dengan baik, tp mungkin juga menderita problem memtal yang fatal. Anak-anak kemudian tumbuh secara tidak normal, dan pada saat memasuki usia remaja mereka mungkin melakukan banyak hal yang sangat negatif.
Dua sisi pendekatan orangtua yang berpotensi mengganggu kepribadian sebagai anak:
1. pendekatan yang negatif  terhadap anak, mulai kategori yang paling ringan dan paling buruk
2. pendekatan yang terlalu  positif, yang membuat anak justru merasa lalai dan sulit untuk mandiri.
Pada banyak kasus yang seringbterjadia adalah kurangnya interaksi antara orangtua dan anak, karena kesibikan mereka diluar rumah, memang tujuan mereka baik untuk menjamin ekonomi rumah tangga, walaupin tanpa sadar juga  menghancurkan keharmonisan rumah tangga. Anak-anak jadi terasing oleh orangtua mereka sendiri, padahal mereka membutuhkan orang dewasa sebagai pendamping,   jika sudah demikiananak-anak menjadi kesepian (loneliness), kesepian .