Rita tiaswari

Perempuan, 25 tahun

Yogyakarta, Indonesia

Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat.
| ::

Navbar3

Cari Blog Ini

Senin, 09 Januari 2017

manajemen diri

Kepribadian orang adalah suatu segi yang terpenting dari sumber daya manusia. Kini telah diakui oleh semua pihak bahwa mutu sumber daya manusia merupakan hal terpenting dalam pembinaan suatu bangsa dan pembangunan negaranya. Kalau kualitas sumber daya manusia itu rendah, misalnya pribadinya cenderung non produktif (kata halus untuk “malas”) atau wataknya tidak mempunyai integritas (kata mentereng untuk “kejujuran”) maka segala usaha pembangunan bangsa itu akan sia-sia. Untuk mencapai tujuan pendidikan, setiap siswa Indonesia harus mengatur dan mengelola dirinya secara sebaik-baiknya. Segenap langkah dan tindakan mengatur dan mengelola diri itu termasuk pengertian manajemen diri. Manajemen diri berarti mendorong diri sendiri utnuk maju, mengatur semua unsur potensi pribadi, mengendalikan kemauan untuk mencapai hal-hal yang baik, dan mengembangkan berbagai segi dari kehidupan pribadi agar lebih sempurna. Oleh karena itu, manajemen diri bagi siswa mencakup sekurang-kurangnya 4 bentuk perbuatan sebagai berikut:
1.     Pendorongan diri
2.    Penyusunan diri
3.    Pengendalian diri
4.    Pengembangan diri
Syarat pertama bagi siswa untuk mencapai tujuan pendidikannya adalah pendorongan diri. Ini ialah dorongan psikologis dalam diri seseorang yang merangsangnya sehingga mau melakukan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan yang didambakan. Suatu motivasi akan kuat kalau timbul dalam diri sendiri tanpa dorongan dari orang lain atau hal luar. Motivasi yang kuat untuk melakukan belajar pada diri seseorang siswa bersumber misalnya kesenangan membaca, keingintahuan terhadap pengetahuan baru, dan hasrat pribadi untuk maju. Motivasi yang didorong oleh sesuatu dari luar ialah misalnya perintah dari orang tua untuk memasuki sesuatu fakultas tertentu atau ikut-ikutan teman mengambil les bahasa Jepang. Motivasi yang demikian itu biasanya lemah atau mudah padam karena tidak timbul dari hati sanubari siswa sendiri.
Pendorongan diri yang kuat akan melahirkan minat yang besar untuk melakukan studi dengan sepenuh kemampuan. Pada kelanjutannya minat seseorang siswa yang besar akan mendatangkan hasil belajar yang memuaskan karena ia dapat melakukan konsentrasi, tidak terganggu perhatiannya oleh hal lain, mudah memahami pelajarannya, mampu belajar untuk jangka waktu lama, dan karena bertambahnya pengetahuan. Hasil belajar yang memuaskan itu pada akhirnya akan mengobarkan motivasi sendiri yang lebih kuat lagi. Dengan demikian, terjadilah suatu mata rantai lingkaran yang saling memacu secara menguntungkan dalam pelaksanaan studi.
Bentuk perbuatan yang kedua dalam manajemen diri ialah penyusunan diri. Ini ialah pengaturan sebaik-baiknya terhadap pikiran, tenaga, waktu, tempat, benda dan semua sumber daya lainnya dalam kehidupan seseorang siswa sehingga tercapai efisiensi pribadi. Efisiensi pribadi adalah perbandingan terbaik antara setiap kegiatan hidup pribadi siswa dengan hasil yang diinginkan. Contoh seorang siswa yang perlu mengerahkan segenap tenaga ingatannya untuk menghafal bahan-bahan pelajaran yang demikian banyak, hendaknya tidak membebani lagi otaknya dengan urusan-urusan kecil seperti misalnya kapan dan jam berapa undangan pesta ulang tahun seroang teman, kapan harus mengambil foto di studio dll. Semua itu hendaknya dicatat saja pada lembar pengingat yang ditempel di dinding atau karton pengumuman, karena seperti dikatakan suatu pepatah China terjemahan bahasa Inggris “The palest ink is better than the most retentive memory” (Tinta yang terpucat adalah lebih bak daripada ingatan yang terkuat). Ini bukan kemalasan untuk mengingat-ingat, melainkan efisiensi pribadi.
Pada pokoknya penyusunan diri atau pengorganisasian diri adalah merencanakan, mengatur dan mengurus agar segala hal dalam diri sendiri atau menyangkut diri pribadi dapat berlangsung secara tertib, lancar dan mudah.
Pengendalian diri atau self control ialah perbuatan membina tekad untuk mendisiplin kemuan, memacu semangat, mengikis keseganan dan mengerahkan energi untuk benar-benar melaksanakan apa yang seharusnya dikerjakan dalam belajar. Rencana belajar, program studi dan jadwal akademik lainnya yang telah ditetapkan tidak ada gunanya kalau kemudian seseorang siswa tidak dapat mengendalikan tekadnya sampai mengerahkan energinya untuk menyelesaikan. Memang kecenderungan bermalas-malasan, keinginan mencari gampangnya keseganan berjerih payah melakukan konsentrasi, kebiasaan menunda-nunda pelaksanaan tugas, belum lagi berbagai gangguan perhatian lainnya seperti acara televise, iklan film atau ajakan teman, senantiasa menghinggapi kebanyakan siswa. Kesemuanya itu hanya bisa ditangkis dan dilawan dengan kontrol diri.
Melatih kontrol diri itu harus sungguh-sunguh diusahakan dari waktu ke waktu oleh setiap siswa yang ingin menjadi siswa yang unggul. Seseorang siswa dapat mulai mencoba dengan hal-hal kecil, misalnya mematikan tombol radio atau televisi yang tebgah dinikmatinya dan terus bertekad membuka buku pelajarannya untuk dibaca. Mula-mula memang menimbulkan frustasi dalam diri siswa sehingga ia tidak mudah menciptakan konsentrasi belajar. Namun,bilamana hal itu sudah menjadi kebiasaan,selanjutnya tidak sulit untuk mengembangkan pengendalian diri. Self control merupakan salah satu persyaratan yang tidak kalah pentingnya ketimbang  self motivation dan self organization untuk mencapai sukses dalam studi.
Bentuk manajemen diri yang terakhir ialah pengembangan diri. Ini ialah perbuatan menyempurnakan atau meningkatkan diri sendiri dalam berbagai hal. Pengembangan diri yang lengkap dan penuh cukup segenap sumber yang kuat untuk melakukan belajar pada diri seseorang siswa bersumber misalnya kesenangan membaca, keingintahuan terhadap pengetahuan baru, dan hasrat pribadi untuk maju. Motivasi yang didorong oleh sesuatu dari luar ialah misalnya perintah dari orang tua untuk memasuki sesuatu fakultas tertentu atau ikut-ikutan teman mengambil les bahasa Jepang. Motivasi yang demikian itu biasanya lemah atau mudah padam karena tidak timbul dari hati sanubari siswa sendiri.
Pendorongan diri yang kuat akan melahirkan minat yang besar untuk melakukan studi dengan sepenuh kemampuan. Pada kelanjutannya minat seseorang siswa yang besar akan mendatangkan hasil belajar yang memuaskan karena ia dapat melakukan konsentrasi, tidak terganggu perhatiannya oleh hal lain, mudah memahami pelajarannya, mampu belajar untuk jangka waktu lama, dan karena bertambahnya pengetahuan. Hasil belajar yang memuaskan itu pada akhirnya akan mengobarkan motivasi sendiri yang lebih kuat lagi. Dengan demikian, terjadilah suatu mata rantai lingkaran yang saling memacu secara menguntungkan dalam pelaksanaan studi.
Bentuk perbuatan yang kedua dalam manajemen diri ialah penyusunan diri. Ini ialah pengaturan sebaik-baiknya terhadap pikiran, tenaga, waktu, tempat, benda dan semua sumber daya lainnya dalam kehidupan seseorang siswa sehingga tercapai efisiensi pribadi. Efisiensi pribadi adalah perbandingan terbaik antara setiap kegiatan hidup pribadi siswa dengan hasil yang diinginkan. Contoh seorang siswa yang perlu mengerahkan segenap tenaga ingatannya untuk menghafal bahan-bahan pelajaran yang demikian banyak, hendaknya tidak membebani lagi otaknya dengan urusan-urusan kecil seperti misalnya kapan dan jam berapa undangan pesta ulang tahun seroang teman, kapan harus mengambil foto di studio dll. Semua itu hendaknya dicatat saja pada lembar pengingat yang ditempel di dinding atau karton pengumuman, karena seperti dikatakan suatu pepatah China terjemahan bahasa Inggris “The palest ink is better than the most retentive memory” (Tinta yang terpucat adalah lebih bak daripada ingatan yang terkuat). Ini bukan kemalasan untuk mengingat-ingat, melainkan efisiensi pribadi.
Pada pokoknya penyusunan diri atau pengorganisasian diri adalah merencanakan, mengatur dan mengurus agar segala hal dalam diri sendiri atau menyangkut diri pribadi dapat berlangsung secara tertib, lancar dan mudah.
Pengendalian diri atau self control ialah perbuatan membina tekad untuk mendisiplin kemuan, memacu semangat, mengikis keseganan dan mengerahkan energi untuk benar-benar melaksanakan apa yang seharusnya dikerjakan dalam belajar. Rencana belajar, program studi dan jadwal akademik lainnya yang telah ditetapkan tidak ada gunanya kalau kemudian seseorang siswa tidak dapat mengendalikan tekadnya sampai mengerahkan energinya untuk menyelesaikan. Memang kecenderungan bermalas-malasan, keinginan mencari gampangnya keseganan berjerih payah melakukan konsentrasi, kebiasaan menunda-nunda pelaksanaan tugas, belum lagi berbagai gangguan perhatian lainnya seperti acara televise, iklan film atau ajakan teman, senantiasa menghinggapi kebanyakan siswa. Kesemuanya itu hanya bisa ditangkis dan dilawan dengan kontrol diri.
Melatih kontrol diri itu harus sungguh-sunguh diusahakan dari waktu ke waktu oleh setiap siswa yang ingin menjadi siswa yang unggul. Seseorang siswa dapat mulai mencoba dengan hal-hal kecil, misalnya mematikan tombol radio atau televisi yang tebgah dinikmatinya dan terus bertekad membuka buku pelajarannya untuk dibaca. Mula-mula memang menimbulkan frustasi dalam diri siswa sehingga ia tidak mudah menciptakan konsentrasi belajar. Namun,bilamana hal itu sudah menjadi kebiasaan,selanjutnya tidak sulit untuk mengembangkan pengendalian diri. Self control merupakan salah satu persyaratan yang tidak kalah pentingnya ketimbang  self motivation dan self organization untuk mencapai sukses dalam studi.
Bentuk manajemen diri yang terakhir ialah pengembangan diri. Ini ialah perbuatan menyempurnakan atau meningkatkan diri sendiri dalam berbagai hal. Pengembangan diri yang lengkap dan penuh cukup segenap sumber daya pribadi dalam diri seseorang siswa. Menurut rincian David Cherrington, pengembangan diri dapat dibedakan dalam 6 segi yang berikut:
1.   Pengembangan fisik
Untuk menjaga dan memajukan kesehatan.
2.  Pengembangan sosial
Untuk meningkatkan berbagai ketrampilan hubungan antar perorangan.
3.  Pengembangan emosional
Untuk membina kesadaran diri yang lebih besar dan kekokohan emosional.
4.  Pengembangan intelektual
Untuk menambah kearifan, pengetahuan dan ketrampilan
5.  Pengembangan karakter
Untuk membina perilaku moral dan etis.
6.  Pengembangan spiritual
Untuk memupuk suatu kesadaran yang lebih besar terhadap makna kehidupan.
Pendorongan diri, penyusunan diri dan pengendalian diri hendaknya terutama ditujukan untuk membentuk dan mengembangkan berbagai kebiasaan studi yang baik pada diri siswa yang ditunjukkan secara ajeg dari waktu ke waktu dalam rangka pelaksanaan studi di sekolah. Dengan demikian sesungguhnay ada 2 acam kebiasaan studi, yang pertama ialah kebiasaan studi yang baik yang membantu siswa menguasai pelajarannya, mencapai kemajuan studi dan akhirnya meraih sukses di sekolah, atau yang kedua kebiasaan studi buruk yang mempersulit siswa memahami pengetahuan, menghambat kemajuan studi dan akhirnya mengalami kegagalan di sekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar